Rabu, 12 Desember 2018

SEJARANG DAN PROSES PEMBUATAN KAIN KISWAH




Pada ka’bah kita sering melihat adanya Kiswah (kain/selimut hitam penutup ka’bah). Tujuan dari pemasangan kain itu adalah untuk melindungi dinding ka’bah dari kotoran, debu, serta panas yang dapat membuatnya menjadi rusak. Selain itu kiswah juga berfungsi sebagai hiasan ka’bah.

Menurut sejarah, Kabah sudah diberi kiswah sejak zaman Nabi Ismail AS, putra Nabi Ibrahim AS. Namun tidak ada catatan yang mengisahkan kiswah pada zaman Nabi Ismail terbuat dari apa dan berwarna apa. Baru pada masa kepemimpinan Raja Himyar Asad Abu Bakr dari Yaman, disebutkan kiswah yang melindungi Ka’bah terbuat dari kain tenun.


ka'bah

Kebijakan Raja Salman untuk memasang kiswah sesuai tradisi Arab yang berkembang sejak zaman Ismail as diikuti oleh para penerusnya. Pada masa Qusay ibnu Kilab, salah seorang leluhur Nabi Muhammad yang terkemuka, pemasangan kiswah pada Kabah menjadi tanggung jawab masyarakat Arab dari suku Quraisy.

Nabi Muhammad SAW sendiri juga pernah memerintahkan pembuatan kiswah dari kain yang berasal dari Yaman. Sedangkan empat khalifah penerus Nabi Muhammad yang termasuk dalam Khulafa al-Rasyidin memerintahkan pembuatan kiswah dari kain benang kapas.

Sementara itu, pada era Kekhalifahan Abbassiyah, Khalifah ke-4 al-Mahdi memerintahkan supaya kiswah dibuat dari kain sutra Khuz. Pada masa pemerintahannya, kiswah didatangkan dari Mesir dan Yaman.

Menurut catatan sejarah, kiswah tidak selalu berwarna hitam pekat seperti saat ini. Kiswah pertama yang dibuat dari kain tenun dari Yaman justru berwarna merah dan berlajur-lajur. Sedangkan pada masa Khalifah Mamun ar-Rasyid, kiswah dibuat dengan warna dasar putih. Kiswah juga pernah dibuat berwarna hijau atas perintah Khalifah An-Nasir dari Bani Abbasiyah (sekitar abad 16 M) dan kiswah juga pernah dibuat berwarna kuning berdasarkan perintah Muhammad ibnu Sabaktakin.

Penggantian kiswah yang berwarna-warni dari tahun ke tahun, rupanya mengusik benak Kalifah al-Mamun dari Dinasti Abbasiyah, hingga akhirnya diputuskan bahwa sebaiknya warna kiswah itu tetap dari waktu ke waktu yaitu hitam. Hingga saat ini, meskipun kiswah diganti setiap tahun, tetapi warnanya selalu hitam.

Pada era keemasan Islam , tanggung jawab pembuatan maupun pengadaan kiswah selalu dipikul oleh setiap khalifah yang sedang berkuasa di Hijaz, Arab Saudi pada setiap masanya. Meskipun kiswah selalu menjadi tanggung jawab para khalifah, beberapa raja di luar tanah Hijaz pernah menghadiahkan kiswah kepada pemerintah Hijaz.

Dulu, kiswah yang terbuat dari sutera hitam pernah didatangkan dari Mesir yang biayanya diambil dari kas Kerajaan Mesir. Tradisi pengiriman kiswah dari Mesir ini dimulai pada zaman Sultan Sulaiman yang memerintah mesir pada sekitar tahun 950-an H sampai masa pemerintahan Muhammad Ali Pasya sekitar akhir tahun 1920-an.



Ka’bah tanpa kiswah

Setiap tahun, kiswah-kiswah indah yang dibuat di Mesir itu diantar ke Makkah melewati jalan darat menggunakan tandu indah yang disebut mahmal. Kiswah beserta hadiah-hadiah lain di dalam mahmal datang bersamaan dengan rombongan haji dari Mesir yang dikepalai oleh seorang amirul hajj.

Amirul hajj itu ditunjuk secara resmi oleh pemerintah Kerajaan Mesir. Dari Mesir, setelah upacara serah terima, mahmal yang dikawal tentara Mesir berangkat ke terusan Suez dengan kapal khusus hingga ke pelabuhan Jeddah. Setibanya di Hijaz, mahmal tersebut diarak dengan upacara sangat meriah menuju ke Mekkah.

Pengiriman kiswah dari Mesir pernah terlambat hingga awal bulan Dzulhijjah. Hal itu terjadi beberapa waktu setelah meletusnya Perang Dunia I. Keterlambatan pengiriman kiswah terjadi akibat suasana yang tidak aman dan kondusif akibat Perang Dunia I.

Melihat situasi yang kurang baik pada saat itu, Raja Ibnu Saud (pendiri Kerajaan Arab Saudi) mengambil keputusan untuk segera membuat kiswah sendiri mengingat pada tanggal 10 Dzulhijjah, kiswah lama harus diganti dengan kiswah yang baru. Usaha tersebut berhasil dengan pendirian perusahaan tenun yang terdapat di Kampung Jiyad, Mekkah.


Setelah Perang Dunia I berakhir, Raja Farouq I dari Mesir kembali mengirimkan kiswah ke tanah Hijaz. Namun melihat berbagai kondisi pada saat itu, pemerintah Kerajaan Arab Saudi dibawah Raja Abdul Aziz Bin Saud memutuskan untuk membuat pabrik kiswah sendiri pada 1931 di Makkah. Hingga akhirnya kiswah dibuat di Arab Saudi hingga saat ini.

Kain kiswah memiliki keunikan dan keunggulan tersendiri. Pintalan-pintalan benang berwarna emas maupun perak bersatu padu merangkai goresan kalam Ilahi. kiswah menjadi sangat berharga, bukan hanya karena firman-firman Allah SWT yang suci yang dipintal pada kiswah, tetapi juga karena keindahan dan eksotisme pintalan benang berwarna emas dan perak pada permukaannya.

Perpaduan warna emas dan perak pada kaligrafi yang menghiasi kiswah tersebut memiliki nilai seni yang luar biasa. Sebab pembuatannya membutuhkan skill dan bakat yang luar biasa karena tidak semua orang mampu membuat seni seindah itu. Kiswah merupakan simbol kekuatan, kesederhanaan, juga keagungan.

Proses Pembuatan Kiswah

Kiswah pertama kali dibuat dibuat oleh seorang pengrajin bernama Adnan bin Ad dengan bahan baku kulit unta. Namun dalam perkembangannya, kiswah dibuat dari kain sutera. Untuk membuat sebuah kiswah memerlukan 670 kg bahan sutera atau sekitar 600 meter persegi kain sutera yang terdiri dari 47 potong kain. Masing-masing potongan tersebut berukuran panjang 14 meter dan lebar 95 cm.

Ukuran itu sudah disesuaikan untuk menutupi bidang kubus Kabah pada keempat sisinya. Sedangkan untuk hiasan berupa pintalan emas diperlukan 120 kg emas dan beberapa puluh kg perak.



Sejak 1931, kiswah untuk menutupi Kabah diproduksi di sebuah pabrik yang terletak di pinggir kota Mekkah, Arab Saudi. Dalam pabrik tersebut, pembuatan kiswah dilakukan secara modern dengan menggunakan mesin tenun modern. Di pabrik kiswah yang areanya seluas 10 hektare itu dipekerjakan sekitar 240 perajin kiswah.

Dalam pabrik tersebut, kiswah dibuat secara massal. Di sanalah semuanya disiapkan dari perencanaan, pembuatan gambar prototipe kaligrafi, pencucian benang sutera, perajutan kain dasar, pembuatan benang dari berkilo-kilo emas murni dan perak hingga pada pemintalan kaligrafi dari benang emas maupun perak, lalu penjahitan akhir.



Meskipun kiswah tampak hitam jika dilihat dari luar, namun ternyata bagian dalam kiswah itu berwarna putih. Salah satu kalimat yang tertera dalam pintalan emas kiswah adalah kalimah syahadat, Allah Jalla Jalallah, La Ilaha Illallah, dan Muhammad Rasulullah . Surat Ali Imran: 96, Al-Baqarah :144, surat Al-fatihah, surat Al-Ikhlash terpintal indah dalam benang emas untuk menghiasi kiswah.

Kaligrafi yang digunakan untuk menghias kiswah terdiri dari ayat-ayat yang berhubungan dengan haji dan Kabah juga asma-asma Allah yang dimuliakan. Hiasan kaligrafi yang terbuat dari emas dan perak tampak berkilau indah saat terkena cahaya matahari.



Karena menggunakan bahan baku dari benda-benda yang sangat berharga seperti sutera, emas, maupun perak, harga kiswah ini menjadi sangat mahal sekitar Rp 50 miliar.

Sehingga setiap tahun Jawatan Wakaf Kerajaan Arab Saudi harus menyediakan dana sekitar Rp 50 miliar untuk pembuatan kiswah. Menurut sejarah, tradisi penggantian kiswah yang dilakukan setiap tahunnya sudah ada sejak masa Khalifah Al-Mahdi yang merupakan penguasa Dinasti Abbasiyah ke-IV.


Tradisi tersebut bermula ketika, Khalifah al-Mahdi naik haji kemudian penjaga Kabah melapor kepadanya tentang kiswah yang pada saat itu sudah mulai rapuh dan dikhawatirkan akan jatuh. Mendengar laporan yang memprihatinkan itu, Al-Mahdi memerintahkan agar setiap tahun kiswah diganti.



Sejak saat itu, kiswah untuk Ka’bah selalu diganti setiap tahun pada musim haji dan menjadi sebuah tradisi yang harus selalu dijalankan. Dengan demikian tidak ada lagi kiswah yang kondisinya memprihatinkan.

Pasalnya, setiap kiswah hanya memiliki masa pakai Ka’bah selama satu tahun. Bahkan, kiswah bekas dipakai Ka’bah ada yang dipotong-potong kemudian potongan tersebut dijual sebagai penghias rumah maupun kantor.


SEKIAN INFORMASI DARI SAYA SEMOGA BISA BERMANFAAT.



Selasa, 11 Desember 2018

Makna Dan Hikmah Wukuf di padang arofah


Secara harfiah wukuf berarti: berdiam diri atau berhenti. Wukuf di padang Arafah adalah syarat haji yang dilakukan dengan cara berdiam diri di padang Arafah mulai dari tergelincirnya matahari tanggal 9 Dzulhijjah sampai dengan terbenamnya matahari pada tanggal 10 Dzulhijjah.


Dalam rangkaian rukun ibadah haji, wukuf di padang Arafah merupakan syarat terpenting yang wajib dilakukan oleh setiap jamaah haji sebagai puncak dari syarat ibadah haji. Sebab tidak sah ibadah haji apabila rukun haji ini tidak dilakukan. Dalam kondisi apapun mesti dilakukan, sehingga apabila dalam keadaan sakit pun seorang jamaah haji harus di safari-wukufkan, bahkan apabila ia meninggal dunia sebelum sempat melaksanakan wukuf di padang Arafah ini ia harus dibadal-hajikan.



Berdasarkan dari sejumlah sumber, wukuf di padang Arafah merupakan gambaran dari sebuah kejadian besar yang akan dialami oleh seluruh umat manusia setelah dibangkitkan dari kematian pada hari kiamat nanti, yaitu dikumpulkan oleh Allah s.w.t di padang Mahsyar untuk mempertanggung-jawabkan segala amal perbuatan yang pernah dilakukannya selama hidup di dunia ini.



Wukuf di padang Arafah seperti sedang mengingatkan para jamaah haji akan hari kebangkitan itu. Ini merupakan kejadian yang maha dahsyat yang akan dihadapi oleh seluruh umat manusia setelah melalui tidur panjang dari kehidupan yang sebelumnya mereka jalani di dunia ini untuk mempertanggung-jawabkan sekecil apapun amal perbuatan yang telah dilakukan selama ini, amal perbuatan yang baik maupun amal perbuatan yang buruk.



Sejarah Wukuf di Padang Arafah

Wukuf di padang Arafah ini tepatnya dilakukan diatas bukit yang bernama Jabal Rahmah. Berada di bagian timur dari Padang Arafah di kota Mekkah. Jabal berarti sebuah bukit atau gunung, sementara Rahmah adalah kasih sayang. Sesuai dengan namanya, bukit ini diyakini sebagai tempat pertemuan antara Nabi Adam as dan Siti Hawa setelah mereka diturunkan dari surga oleh Allah SWT dalam kondisi terpisah selama bertahun-tahun akibat kesalahan melanggar larangan Allah swt agar tidak mendekati sebuah pohon ketika mereka berdua berada didalam surga, namun mereka terpedaya oleh tipu daya Iblis la’natulloh ‘alaih yang menggoda mereka dan akhirnya mendekati pohon terlarang tersebut.


Hal ini terekam didalam Al-Qur’an surah Al A’rof ayat 19 – 22 yang artinya sebagai berikut:



“Dan Allah berfirman: Hai Adam, tinggallah kamu dan istrimu di dalam surga ini serta makanlah olehmu berdua (buah-buahan dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini, maka pastilah kamu berdua termasuk orang-orang yang zalim”.



“Lalu syetan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan syaitan berkata: “Tuhan kamu tidak melarangmu dan mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang-orang yang kekal (dalam surga)”.



“Dan dia (syetan) bersumpah kepada keduanya. “Sesungguhnya saya adalah termasuk orang yang memberi nasehat kepada kamu berdua. Maka syetan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya”.



“Tatkala keduanya telah merasai (buah ) dari pohon tersebut itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga. Kemudian Tuhan mereka menyeru mereka: “Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon itu dan Aku katakan kepadamu: “Sesungguhnya syetan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?”. (QS: Al-A’raf Ayat: 19 – 22)



Nabi Adam as konon diturunkan di negeri India, sedangkan Siti Hawa diturunkan di Irak. Setelah keduanya bertaubat untuk memohon ampun, akhirnya atas ijin Allah swt mereka dipertemukan di bukit ini. Selama perjalanan saling mencari satu sama lain Nabi Adam as terus bertaubat dan berdo’a kepada Allah swt. Do’a ini terekam dan diabadikan dalam Al Quran lanjutan surah Al-A’rof tepatnya pada ayat 23 yang artinya sebagai berikut:



“Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi”.



(QS. Al-A’raf.:23)



Jabal Rahmah juga merupakan tempat wahyu terakhir kepada Nabi Muhammad saw tatkala melakukan wukuf. Wahyu tersebut termuat dalam surah Al-Maidah  ayat 3. Turunnya ayat ini membuat para sahabat bersedih, sebab mereka merasa akan kehilangan Rasulullah dan tak berapa lama kemudian, Rasulullah saw dipanggil menghadap oleh Allah SWT.



Nabi Muhammad saw juga menerima wahyu terakhir ketika melakukan wukuf di tempat ini. Wahyu inipun saat itu langsung disampaikan oleh beliau dalam khutbah perpisahan dihadapan para sahabat dan umat yang sedang melaksanakan wukuf saat itu. Para sahabat dan umat yang hadir saat itu merasa sedih karena dari isinya menyiratkan seolah sudah tiba waktunya mereka akan berpisah dan kehilangan Rasululloh saw untuk selamanya. Dan memang benar terjadi tak berapa lama kemudian Rasululloh benar-benar dipanggil kembali menghadap kehadirat Allah swt.



Wahyu terakhir ini tersurat dalam penggalan khutbah perpisahan beliau tercantum didalam Al-Qur’an surah Al-Maidah sebagai berikut:



“Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, oleh sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Ku sempurnakan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku ridhai Islam itu jadi agama bagimu.”



Waktu Pelaksanaan Wukuf di Padang Arafah

Kapan Seharusnya wukuf di padang Arafah? Sebagian besar ulama sepakat dan tidak ada perbedaan pendapat diantara mereka bahwa waktu pelaksanaan ritual wukuf di padang Arafah ini dimulai sejak tergelincirnya matahari pada tanggal 9 Dzulhijjah sampai dengan terbitnya matahari tanggal 10 Dzulhijjah. Mereka juga sepakat bahwa wukuf itu boleh dilakukan dalam satu bagian dari waktu itu, baik di malam hari, maupun siang hari.


Apabila ingin melakukan wukuf itu pada siang hari saja, maka lebih afdhol dilakukan sampai dengan terbenamnya matahari, dan tidak dikenakan dam/denda apapun bagi yang melakukan wukuf pada malam hari. Bahkan menurut Imam Syafi’i ra  disunnahkan memanjangkan waktu wukuf itu sampai dengan malam hari.



Diriwayatkan dari Imam At-Turmudzi dari Sufyan Ats-Tsauri menerangkan bahwa para ulama ahli fikih baik dari kalangan sahabat, maupun ulama lainnya menetapkan bahwa orang yang tidak dapat melakukan wukuf di padang Arafah sebelum fajar malam-malam Nahar (malam Hari Raya) tidaklah sah hajinya. Tidak sah juga jika wukuf sesudah fajar. Hal ini juga diperkuat oleh Imam Asy-Syafi’i, Imam Ahmad dan lain-lain.



Bagaimana Cara Melakukan Wukuf di Padang Arafah?

Wukuf adalah berada di lokasi Arafah walaupun hanya sebentar dengan niat wukuf. Dalam kitab tafsir At-Thabari diterangkan bahwa kita dianjurkan melakukan wukuf di sebuah bukit yang diberi nama Jabal Rahmah. Di dalam kitab Al-Hawi, Al-Mawardi juga menganjurkan agar kita mendatangi bukit itu, karena itulah bukit doa tempat nabi-nabi melakukan wukuf.


Namun dalam Al-Majmu’ dikatakan bahwa apa yang disampaikan di atas tidak mempunyai dasar. Karena tidak ada hadis yang sahih yang menganjurkan hal tersebut. Yang dianjurkan adalah wukuf di tempat Nabi saw melakukannya. Menurut Imamul Haramain, naik ke Jabal Rahmah bukanlah suatu ibadah walaupun banyak yang melakukannya.



Sesudah terbit matahari pada Hari Arafah tanggal 9 Dzulhijjah, perjalanan ke Arafah dianjurkan melalui jalan Dhab dengan mengucapkan takbir, tahlil, dan talbiyah. Juga dianjurkan untuk berhenti di Namirah, yaitu sebuah masjid dan tempat istirahat sebelum memasuki Arafah. Dianjurkan juga untuk mandi disana. Setelah itu langsung menuju Padang Arafah dan mencari tempat mauqif (tempat melakukan wukuf), yaitu sesudah tergelincirnya matahari di siang hari.



Persiapan-persiapan Wukuf di Padang Arafah

Pada tanggal 9 Dzulhijjah yang juga disebut dengan Hari Arafah adalah waktunya untuk wukuf di padang Arafah. Jamaah haji hendaknya tidak menyibukkan diri dengan mengerjakan Tawaf Qudum di Mekkah pada hari tersebut.


Apabila telah sampai di Mina, disunahkan untuk berdoa. Sebagaimana doa yang masyhur dibaca para jamaah haji adalah; “Allahumma hadzihi Mina, famnun ‘alayya bima mananta bihi ‘ala auliya’ika wa ahli tha‘atik.” Artinya, “Ya Allah, inilah Mina, maka karuniakanlah atas diriku apa vang telah Engkau karuniakan atas para wali-Mu serta mereka yang selalu taat kepada-Mu.”



Amalan-amalan Pada Saat wukuf di Padang Arafah

Persiapkanlah hati kita sebaik mungkin dan membaca talbiyah selama menunggu prosesi wukuf. Lakukan shalat zhuhur dan ashar dengan cara jama’ qashar taqdim artinya dikerjakan pada waktu zhuhur dan dilaksanakan secara berjamaah. Kemudian mendengarkan khutbah Arafah.


Biasanya khutbah ini berkaitan dengan makna wukuf, mengenal Allah, menyampaikan amanat Rosul saw saat khutbah wada’, atau topik-topik keagamaan lainnya yang mengarahkan pada kemantapan do’a dan mengingat Allah swt. Kemudian setelah mendengarkan khutbah dilanjutkan dengan perbanyak berdzikir, berdoa, dan membaca Al-Quran.



Rasulullah saw bersabda: “Sebaik-baik doa adalah doa di hari Arafah dan sebaik-baik doa yang dibaca olehku dan para nabi sebelumku adalah ‘laa ilaha illallahu wahdahu laa syariikalahu lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘alaa kulli syai-in qodiir”

(HR Turmudzi).


Adab-adab Wukuf di Padang Arafah

Wukuf di padang Arafah merupakan puncaknya ibadah haji. Sayang sekali apabila puncak dari ibadah haji ini dilewati tanpa adab. Berikut saya coba sampaikan sebagian dari adab-adab yang seharusnya dilakukan oleh para jamaah haji dalam melaksanakan wukuf di padang Arafah.


Yang pertama, bergerak dari Mina pada pagi tanggal 9 Dzulhijjah menuju ke Namirah melalui jalan Dhab.



Yang kedua, disunnahkan untuk mandi di Namirah sesudah matahari tergelincir di siang hari, selanjutnya menuju padang Arafah untuk melaksanakan wukuf.



Yang ketiga, semua jamaah haji disyariatkan untuk melakukan wukuf walau ia dalam keadaan haidh. Bahkan orang yang sakit dan masih memungkinkan untuk dibawa ke Arafah, maka ia harus datang ke Arafah walau cuma sebentar. Sebab wukuf di padang Arafah tidak boleh diwakilkan. Sebagaimana hadis Rasulullah, ibadah haji itu adalah wukuf di padang Arafah. Jika ia tidak hadir di Arafah, maka hajinya tidak sah.



Yang keempat, disunahkan melakukan Wukuf di Mauqif Rasul, yaitu di sisi Shakharat di kaki Jabal Rahmah. Jika memungkinkan, datangilah tempat itu. Namun jika keadaan penuh sesak, cukup memilih tempat yang terdekat dengan Mauqif Rasul. Hindarilah berdesak-desakan apalagi menyakiti sesama Muslim akibat saling dorong.



Yang kelima, perbanyak doa sambil menghadap kiblat hingga matahari terbenam. Perbanyak tobat dari dosa-dosa, dan menangislah mengharap ampunan Allah. Sesalilah semua kesalahan dan sibukkanlah diri dengan berdzikir. Jangan larutkan hari penting tersebut dengan mengobrol dan bersenda gurau atau berbincang-bincang yang tidak ada manfaatnya.



Yang keenam, ber-ifadhah dari Arofah melalui jalan Ma’zamain.



Yang ketujuh, berjalanlah dengan tenang dan tidak tergesa-gesa. Hendaklah dimaklumi kepadatan jamaah haji dari seluruh dunia yang memadati Arafah. Jangan sampai saling dorong dan menyakiti orang lain.



Yang kedelapan, perbanyak ucapan talbiyah dalam perjalanan ke Mina, di Arafah, di Muzdalifah, hingga saat melempari Jumrah Aqabah.



Yang kesembilan, berangkat dari Muzdalifah, sesudah sinar matahari terang, tetapi sebelum matahari terbit. Melempari Jumrah Aqabah antara matahari terbit sampai dengan matahari tergelincir, sambil membaca “Allahu Akbar” pada tiap-tiap lemparan.



Yang kesepuluh, Jika memungkinkan hendaklah menyembelih sendiri binatang hadyu, atau minimal menyaksikan penyembelihannya.



Yang kesebelas, memakan sebagian daging binatang hadyu, lalu berjalan kaki untuk melempari jumrah yang tiga pada hari-hari Tasyriq. Membaca takbir dan berhenti dengan menghadap kiblat untuk berdoa, terkecuali melempari jumrah.



Kesalahan-kesalahan saat Wukuf di Padang Arafah

Sudah kita ketahui bersama bahwa melaksanakan ibadah haji merupakan rukun Islam yang kelima bagi yang mampu menunaikannya. Dalam Al-Qur’an dan hadits banyak disebutkan tentang keutamaan-keutamaan yang ada didalamnya. Agar mendapatkan keutamaan-keutamaan tersebut tentu pelaksanaan dan tata caranya harus benar sesuai dengan tuntunan Rasululloh saw. Termasuk dalam hal ini adalah tata cara pelaksanaan wukuf di padang Arafah.


Setiap tahun, kita masih melihat banyak jamaah haji yang melakukan kesalahan-kesalahan fatal saat melakukan wukuf di padang Arafah. Kesalahan-kesalahan yang berulang tersebut bisa jadi disebabkan oleh ketidaktahuan, kurang ilmu, kurang motivasi, dan sikap tidak peduli.



Harus diingat bahwa wukuf di padang Arafah adalah termasuk rukun haji yang paling utama sehingga kesalahan yang dilakukan bisa menyebabkan hajinya tidak sah sebagaimana hadits Rasululloh yang berbunyi:



“Haji adalah Arafah, barangsiapa yang datang pada malam harinya sebelum terbit fajar (hari kesepuluh), maka dia telah mendapatkan wukuf”. (HR. At-Tirmidzi)



Di antara kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan oleh jamaah haji ketika melakukan wukuf di padang Arafah antara lain:



Wukuf di luar wilayah Arafah

Keluar dari Arafah sebelum matahari terbenam
Menyibukkan diri dengan berbelanja dan berjalan-jalan
Menghabiskan waktu untuk mendaki Jabal Rahmah dan menuliskan prasasti
Berdo’a menghadap Jabal Rahmah dan membelakangi kiblat
Tidur dan tidak mengoptimalkan berdo’a dan berdzikir
Menyibukkan diri ber-narsis ria dengan berfoto-foto di Arafah
Kesalahan wukuf di luar wilayah Arafah dan keluar dari Arafah sebelum matahari terbenam bisa menyebabkan hajinya tidak sah. Oleh karenanya, hendaklah kita menghindari kesalahan-kesalahan tersebut dan lebih memfokuskan diri untuk berdo’a, berdzikir dan membaca Al-Qur’an selama wukuf di padang Arafah. Jangan sia-siakan keutamaan Arafah yang sangat di muliakan dan banggakan oleh Allah dan Rasul-Nya, seperti hadits berikut:


“Tidak ada hari di mana Allah memerdekakan hamba-hamba-Nya dari neraka selain hari Arafah. Allah sesungguhnya mendekati mereka dan membanggakan mereka kepada para malaikat seraya berkata; Apa saja yang mereka impikan akan Aku kabulkan.”

(HR. At- Tirmidzi)


Ingat, do’a pada hari Arofah dan bertempat di Arafah adalah do’a paling afdhol seperti kutipan hadits berikut:



“Doa terbaik adalah doa di hari Arafah. Dan ucapan terbaik yang saya dan para nabi sebelumku pernah ucapkan adalah, “LAA ILAAHA ILLALLAHU WAHDAHU LAA SYARIKA LAHU, LAHUL MULKU WA LAHUL HAMDU WA HUWA ‘ALA KULLI SYAY`IN QODIR “

(HR. At-Tirmidzi).


Wukuf adalah puncaknya ibadah haji. Banyak hikmah yang dapat diambil dari ritual agung ini. Namun dari sekian banyak hikmah yang dapat diambil, yang paling layak untuk direnungi adalah kisah yang manjadi latar belakang dari ritual ini. Ketika Allah swt akhirnya mempertemukan nabi Adam as dan Siti Hawa setelah sekian lama terpisah sejah diturunkan dari surga sebagai hukuman atas ketidak-patuhan keduanya mengikuti perintah Allah swt.



Bahwa taubat itu membutuhkan kesungguhan, tekad yang kuat, penyesalan, dan tidak berputus asa dari rahmat Allah swt. Itulah yang dilakukan oleh nabi Adam as sampai beliau memperoleh ampunan dari Allah swt. Wukuf adalah gambaran dari sebuah ritual perenungan dan tafakkur dalam usaha pencarian kebenaran, hidayah, ampunan dan makrifatulloh. Wukuf adalah introspeksi kejiwaan dan ruhaniyah dalam perjalanan mengenal diri yang pada akhirnya akan mengantarkan kita mampu mengenal Allah swt.



Hidup ini sejatinya adalah sebuah perjalanan, terkadang kita perlu berhenti sejenak dari perjalanan ini untuk melakukan introspeksi, evaluasi terhadap perjalanan yang telah kita lalui ini. Apakah perjalanan hidup kita sudah sesuai dengan tuntunan dan tujuan penciptaan kita? Jika jawabannya adalah belum, maka segeralah lakukan koreksi dan kembali kepada hakikat yang sejati.



Sebab tidaklah kita ini diciptakan sia-sia, tidak sebesar dzarrah pun amal yang kita lakukan semasa di dunia ini melainkan akan dimintai pertanggung-jawabannya nanti pada hari pembalasan, yaitu ketika manusia dibangkitkan dari kematiannya lalu dikumpulkan di padang Mahsyar. Apakah kita sudah siap menghadapi hari perhitungan itu? Jawabannya terletak pada diri kita masing-masing.



Demikianlah uraian singkat mengenai makna dan hikmah dari wukuf di padang Arafah ini. Semoga ritual ini mampu memberikan kesadaran kepada kita agar mulai mempersiapkan diri menghadapi peristiwa maha dahsyat itu sebelum terlambat. Aku memohon ampun kepada Allah swt untuk diriku dan kalian, dan aku berlindung kepada-Nya dari kecelakaan dan kehinaan pada hari tersebut, hari ketika seluruh manusia dikumpulkan di padang Mahsyar nanti untuk mempertanggung-jawabkan segala amal perbuatannya.



Senin, 10 Desember 2018

Keutamaan Ibadah Umroh


                                              





Salah satu kewajiban umat muslim sebagaimana disebutkan dalam rukun islam yakni menunaikan haji apabila mampu. Namun kita tahu bahwa untuk menjalankan haji hanya dibatasi waktu tertentu. Yakni pada 8-12 Dzulhijjah. Bagi masyarakat Indonesia sendiri, waktu antrian untuk pergi ke haji juga cukup lama dikarenakan keterbatasan kuota. Biasanya untuk mendaftar pergi haji membutuhkan waktu 5-10 tahun baru bisa berangkat. Maka itu, serambi menunggu jadwal berhaji, tidak ada salahnya kita melaksanakan umroh.


Umroh merupakan ibadah umat islam yang hukumnya sunnah dan tata cara pelaksanaanya hampir mirip dengan haji, hanya ada sedikit perbedaan dalam rukunnya. Untuk tempat pelaksanaannya di Masjidil Haram, Mekkah. Dan umroh dapat dilakukan kapan saja. Walaupun umrah tergolong ibadah sunnah, namun umroh memiliki banyak faedah bagi yang mengerjakannya. Nah, berikut ini beberapa keutamaan ibadah umroh.


Jihad adalah salah satu ibadah yang pahalanya sangat besar disisi Allah SWT. Bahkan Allah menjanjikan surga bagi siapapun yang melakukan jihad fi sabilillah. Rasulullah Shallallhu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Pokok urusan adalah Islam, tiangnya itu shalat, sedangkan puncaknya adalah jihad.” (HR. Al-Tirmidzi)

Apabila seorang laki-laki berjihad dengan cara ikut berperang membela agama islam, lalu bagaimana dengan kaum perempuan yang fisiknya cenderung lemah? Tak perlu khawatir. Sebab perempuan diberikan kesempatan berjihad lewat umrah atau melaksanakan haji.

Dari Abu Hurairah radhiallaahu anhu, dari Rasulullah shalallaahu alaihi wasalam, beliau bersabda: “Jihad orang yang tua, orang yang lemah dan wanita adalah haji dan umrah.” (HR. An-Nasa’i)

Diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah, ‘Aisyah berkata: “Aku bertutur: ‘Ya Rasulullah, apakah ada kewajiban berjihad bagi kaum wanita?’ Beliau berkata: ‘Bagi wanita adalah jihad yang tidak ada peperangan padanya, yaitu haji dan umrah.” (HR Ibdu Majah, Dishahihkan oleh al-Albani)


Seseorang yang telah menjalankan ibadah umroh satu kali. Kemudian beberapa tahun, ia melakukan umroh kembali maka dosa-dosanya pada rentang hari dari umroh pertama ke umroh kedua akan diampuni oleh Allah SWT.

“Suatu umroh kepada umroh yang lain adalah kafarrah (menghapuskan dosa) di antara keduanya dan haji yang mabrur (diterima) itu tidak ada balasan baginya selain syurga.” (HR. Bukhari

Dijanjikan surga
Berkaitan dengan poin pertama, bahwa umroh merupakan jihadnya perempuan. Maka Allah Ta’ala menjanjikan bagi siapapun (baik laki-laki ataupun perempuan) yang menjalankan umroh dengan keikhlasan hati maka surga baginya. Hadist shahih Bukhari juga menjelaskan bahwasahnya orang-orang yang umroh akan diberikan keistimewaan berupa ganjaran surga.


Dijauhkan dari kemiskinan
Beberapa orang sering menunda melakukan umroh dikarenakan biaya yang mahal. Mungkin takut uang tabungan menjadi habis atau masih ragu-ragu. Perlu diketahui bahwa satu dari sekian banyak keutamaan yaitu menjauhkan kemiskinan. Umroh tidak membuat kita jadi fakir atau miskin. Justru dengan menunaikan umroh, insyaAllah rezeki akan berlipat ganda dan mengalir dengan lancar. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:

“Ikutkanlah umrah kepada haji, karena keduanya menghilangkan kemiskinan dan dosa-dosa sebagaimana pembakaran menghilangkan karat pada besi, emas, dan perak. Sementara tidak ada pahala bagi haji yang mabrur kecuali surga.”(HR. Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani)

Apabila ibadah umroh dijalankan dengan khusyu’ dan ikhlas, maka ibadah tersebut bisa bernilai pahala dan menjadi ibadah yang mabrur. Dalam artian diterima oleh Allah SWT. Jika sudah demikian, maka insyaAllah kehidupan kita bisa menjadi lebih baik, penuh keberkahan dan barokah. Rezeki yang diperoleh akan menjadi cukup. Dan yang jelas, kondisi ini akan terasa berbeda dari sebelum kita melaksanakan umroh.

Memperoleh ketenangan hati
Selain memperoleh kekayaan rezeki dan kelimpahan barokah, seseorang yang telah menunaikan umroh hatinya akan menjadi lebih tenang dan tentram. Sebagaimana dijelaskan oleh Syaikh Abul ‘Ula Al-Mubarakfuri rahimahullah:

“Haji dan umrah menghilangkan kefakiran, bisa bermakna kefakiran secara dzahir, dengan terwujudnya kecukupan harta. Bisa juga bermakna batin yaitu terwujudnya kekayaan dalam hati.” (Tuhfatul Ahwazi).

Doa jemaah umroh di tanah suci akan dikabulkan
Selanjutnya yakni dikabulkannya doa. Setiap orang yang menjalankan umroh ke tanah suci Mekkah, lalu ia berdoa dengan khusyu’ disana, maka insyaAllah doa-doanya akan diijabah (dikabulkan) oleh Allah SWT.

Dari abu huraira, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda “Orang yang mengerjakan haji dan umroh merupakan tamu Allah, maka jika mereka bermohon kepadanya, pastilah dikabulkan-Nya, dan jika mereka memohon ampunan pasti diampuni-Nya”. (HR Ibnu Majah dan Ibnu Hibban).


Memperoleh pahala sholat hingga 1000-100.000 ribu kali lipat
Jika solat fardhu atau sunnah sendirian biasanya kita memperoleh pahala 1, dan saat berjamaah kita mendapatkan 7. Berbeda dengan solat di tanah suci saat haji atau umroh, pahalanya dilipatgandakan. Pahala solat di masjid Nabawi bisa bernilai 1000 kali lipat. Sedangkan di Masjidil Haram 100.000 kali lipat. Bisa dibayangkan kan, betapa luar biasanya keutamaan solat di tanah suci. Solat bertahun-tahun pun sulit bagi kita mengumpulkan pahala sebegitu banyaknya.

Dari Jabir bin ‘Abdillah “Shalat di masjidku (Masjid Nabawi) lebih utama daripada 1000 shalat di masjid lainnya selain Masjidil Harom. Shalat di Masjidil Harom lebih utama daripada 100.000 shalat di masjid lainnya.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah,. Dishahihkan oleh Syaikh Al Albani).

masjid nabawi


belum sempat mewujudkan niat tersebut maka Allah sudah mencatatnya sebagai pahala. Begitupun dengan orang yang meninggal saat umroh. Walau mungkin rukun umrohnya belum tercapai semua, tapi Allah sudah menjanjikan pahala.

Sebagaimana dijelaskan oleh Abu Hurairah radhiallaahu anhu, beliau berkata: Rasulullah shalallaahu alaihi wasalam bersabda, “Barangsiapa keluar dalam melaksanakan haji lalu ia mati, niscaya dicatat baginya pahala seorang haji hingga hari kiamat. Barangsiapa keluar dalam melaksanakan umrah lalu ia mati, niscaya dicatat baginya pahala seorang yang melaksanakan umrah sampai hari kiamat, dan barangsiapa keluar dalam berperang dijalan Allah lalu ia mati, niscaya dicatat baginya pahala seorang yang berperang dijalan Allah sampai hari kiamat.”

Sholat di masjid Quba, pahala umroh dilipat gandakan
Keutamaan lain ketika seseorang umrah, dan menyempatkan waktu mengunjungi masjid Quba di madinah. Lalu ia solah sebanyak 2 rakaat, maka baginya pahala setara dengan pahala umroh. Hal ini dijelaskan dalam salah satu hadist, yakni Rasulullah shalallaahu alaihi wasalam bersabda:

masjid quba


“Barang siapa telah bersuci (berwudhu) di rumaahnya. kemudian mendatangi masjid Quba, lalu shalat di dalamnya dua rakaat, baginya sama dengan pahala umrah.” (Sunan Ibn Majah).

Menjadi tamu istimewa Allah SWT
Ketika seseorang berkunjung ke baitullah (rumah Allah SWT) di tanah suci, maka ia dianggap sebagai tamu istimewa oleh Allah SWT. Sungguh senang sekali, bukan? Bahkan menurut sabda rasul dalam suatu hadist shahih, Allah Azza wa Jalla akan mengabulkan setiap doa yang kita minta, memberikan ampunan dosa serta syafaat bagi meminta. Oleh sebab itu, sebelum berangkat kesana, hendaklah kita mensucikan hati terlebih dahulu. Dengan begitu kita bisa menjadi tamu terbaik di sisi Allah Ta’ala.

Keutamaan umroh saat ramadhan sama seperti haji
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika Ramadhan tiba, berumrahlah saat itu karena umrah Ramadhan senilai dengan haji.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadist lain menyebutkan: “Sesungguhnya umrah di bulan Ramadhan seperti berhaji bersamaku” (HR. Bukhari).

Kedua hadist diatas menunjukkan keutamaan melaksanakan umroh di bulan ramadhan. Menurut imam Nawawi, yang dimaksud dari hadist tersebut yakni sama dalam hal pahalanya. Namun demikian, haji tidak bisa digantikan dengan umroh. Sebab ibadah haji hukumnya wajib bagi umat muslim yang mampu melakukan.



 Mempererat persaudaraan antar umat muslim
Jika dilihat dari aspek sosial, ibadah umroh juga bisa mendatangkan manfaat bagi kita. Yakni mempererat ukhuwah (persaudaraan) antar umat muslim. Kita bisa berkenalan dengan jemaah yang berasal dari kota-kota berlainan di Indonesia. Bahkan orang-orang dari beda negara, termasuk penduduk kota Mekkah yang asli. Hal ini tentu sangat bernilai. Wawasan kita bisa bertambah, teman juga betambah, dan kita juga berarti telah mengamalkan perintah Allah untuk menjaga persaudaraan sesama muslim-muslimah.

“Dan berpegang teguhlah kamu sekalian dengan tali Allaah dan janganlah kamu sekalian berpecah belah, dan ingatlah nikmat Allah atas kamu semua ketika kamu bermusuh-musuhan maka Dia (Allah) menjinakkan antara hati-hati kamu  maka kamu menjadi bersaudara.” (QS. Ali Imran:103).

Mengajari makna bersabar
Hikmah lain yang bisa kita peroleh dari menjalankan ibadah umroh yakni meningkatkan rasa sabar. Sebagaimana kita ketahui bahwa menunaikan umroh bukanlah hal mudah. Selain membutuhkan biaya, kita juga harus mempersiapkan mental. Sebab disana (di tanah suci), kita akan bertemu berjuta-juta orang. Saling berdesak-desakan dalam cuaca yang panas sehingga tak jarang kita menjadi emosi. Nah, apabila kita sanggup bersabar maka ibadah kita bisa bernilai pahala. Dan tentunya kita juga bisa menjadi seseorang yang lebih bersabar atas segala macam ujian di hidup ini. InsyaAllah.

Meningkatkan iman dan taqwa
Keutamaan yang terakhir ialah meningkatkan iman dan takwa. Umumnya sesorang yang telah mengunjungi rumah Allah,  keimanannya akan semakin bertambah. Ia juga berupaya meningkatkan ketawaqwaanya dengan cara memperbaiki ibadah, seperti solat, puasa, dan dari segi perilaku.

Itulah beberapa keutamaan ibadah umroh baik dari segi agama, sosial, perilaku dan rezeki. Jika kita belum sempat melaksanakan ibadah umroh, semoga kelak kita diberikan kesempatan oleh Allah SWT untuk mengunjungi rumah-Nya. Dan semoga ibadah umroh kita menjadi ibadah mabrur yang diterima di sisi Allah SWT. Amin ya Rabbal Alamin.

UMROH PLUS LIBURAN AKHIR TAHUN KE ISTANBUL&BURSA

Promo Akhir Tahun


 Liburan akhir tahun 2018 akan menjadi lebih bermakna jika 
dibarengi dengan menjalankan ibadah. Dalam hal ini ibadah umrah ke Tanah Suci. Saat ini, banyak perusahan tour and travel yang menyediakan paket umrah plus wisata halal ke sejumlah Negara. Salah satunya adalah AL-UMROH. Sebuah perusahaan swasta nasional yang bergerak di bidang tour dan travel.


Hari 1 : Ahad, 30 Desember 2017 (Jakarta - Istanbul).



Rombongan tiba dan berkumpul di Bandara International Soekarno Hatta pukul 17.50 WIB. Setelah siap, Rombongan berangkat menuju Istanbul dengan pesawat Turkish Airlines TK 57 pukul 21.50 WIB .



Hari 2 : Senin, 31 Desember 2017 (Istambul - Bursa)



Tiba di Istanbul pada pukul 06.15 waktu Turki. Setelah proses imigrasi selesai, rombongan menuju restaurant untuk sarapan lalu berkendara menuju Bursa dengan kapal ferry, mengunjungi Green Tomb dan Green Mosque serta Silk Market, lalu dengan cable car menuju gunung salju Uludag Mountain.


Uludag mountain

Kemudian menuju hotel untuk check in, makan malam dan istirahat (kondisional).



Hari 3 : Salasa, 01 Januari 2018 (Bursa - Istanbul)



Setelah sarapan pagi, check out hotel di Bursa kembali ke Istanbul, lalu berkesempatan ke Leather House untuk melihat koleksi jaket kulit, dimana Turki terkenal dengan kualitas produksi kulit di negara Eropa. Selanjutnya berlayar menikmati pemandangan kota Istanbul 2 sisi Eropa dan Asia dengan Bosphorus Cruise dilanjutkan ke Spice Bazaar untuk membeli oleh-oleh khas Turki.


Spice Bazaar


Kemudian menuju hotel untuk check in, makan malam dan istirahat (kondisional)



Hari 4 : Rabu, 02 Januari 2018 (Istanbul – Madinah)



Setelah sarapan pagi, check out hotel di Istanbul menuju areal Sultan Ahmet, mengunjungi Hippodrome, Egyptian Obelisk – Serpentine Column dan air mancur of Wilhelm II, Blue Mosque yang terkenal dengan keramik iznik yang menghiasi interior dinding dan 6 menara yang di bangun atas nama Sultan ahmet I. Lalu museum Hagia Sophia dan Istana Topkapi serta Grand Bazaar. selanjutnya mampir ke Jewelery House. (kondisional).


Blue Mosque


Selanjutnya menuju bandara untuk siap-siap menuju Medinah-Saudia Arabia dengan Turkish Airlines TK 5398 dan dan akan tiba di bandara Madinah pada pukul 22.45 waktu Saudia, setelah proses imigrasi selesai perjalanan dilanjutkan menuju hotel.



Hari 5 : Kamis, 03 Januari 2018 (Madinah)



Setelah sarapan pagi atau pk. 07.30 Ziarah ke Makam Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam, Taman Raudhah dan kedua sahabatnya Radiyallahu Anhuma yaitu Abu Bakar Assidiq dan Ummar bin Khattab (kondisional).



Melaksanakan sholat fardhu berjamaah serta memperbanyak ibadah sunnah di Masjid Nabawi.


Masjid Nabawi


Hari 6 : Jumaat, 04 Januari 2018 (Madinah)



Setelah sarapan pagi atau Pk. 07.00 pagi, Ziarah Madinah antara lain : Masjid Quba, Masjid Jum'ah, Masjid Qiblatain, Masjid Tujuh, Jabal Uhud dan Pasar Kurma. (kondisional).


Jabal Uhud



Ba'da sholat Ashar diadakan manasik/pembekalan umrah. Melaksanakan sholat fardhu berjamaah serta memperbanyak ibadah sunnah di Masjid Nabawi.



Hari 7 : Sabtu, 05 Januari 2018 (Medinah - Mekkah)





Setelah Sholat Jum'at dan makan siang Pkl. 14.00, check out hotel menuju Mekkah, singgah di Bir Ali untuk ambil miqot. Setelah sampai hotel di Mekkah, check in, makan malam selanjutnya berkumpul di lobby untuk bersama-sama menuju Masjidil Haram untuk melaksanakan Umroh (Tawaf, Sa'i dan Tahallul).


Masjidil Haram



Kembali ke hotel untuk istirahat dan atau memperbanyak ibadah di Masjidil Haram.



Hari 8 : Ahad, 06 Januari 2018 (Makkah)



Melaksanakan sholat fardhu berjamaah serta memperbanyak ibadah sunnah di Masjidil Haram.



Hari 9 : Senin, 07 Januari 2018 (Mekkah)



Setelah sarapan atau Pk. 07.00 Ziarah ke Jabal Tsur, Padang Arafah, Jabal Rahmah, Muzdalifah, Mina, Jabal Nur (Gua Hira) & ambil miqat di Ji'ranah untuk melaksanakan Ibadah Umroh kedua (Tawaf, Sai dan Tahallul). (Kondisional).


Gua Hira



Melaksanakan sholat fadhu berjamaah serta memperbanyak ibadah sunnah di Masjidil Haram.



Hari 10 : Selasa, 08 Januari 2018 (Mekkah)



Melaksanakan sholat fardhu berjamaah serta memperbanyak ibadah sunnah di Masjidil Haram.



Hari 11 : Rabu, 09 Januari 2018 (Mekkah – Jeddah - Istanbul)



Setelah Sholat Subuh jamaah melaksanakan tawaf  Wada, kemudian sarapan pagi. Selanjutnya atau Pk. 09.00 pagi, Rombongan bersiap-siap untuk berangkat menuju Jeddah untuk City Tour ke makam siti hawa pasar cornice, masjid apung dan laut merah. ( Kondisional ).





Kemudian menuju bandara Jeddah untuk kembali ke tanah air dengan pesawat Turkish Airlines TK 5095 pukul 19.30 dan dan akan tiba di Istambul pukul 23.30.



Hari 12 : Kamis, 10 Januari 2018 (Istanbul - Jakarta)



Pukul 02.05 waktu Istanbul jamaah melanjutkan dengan TK 56 menuju Jakarta dan insya Allah Tiba di Bandara Soekarno – Hatta dengan selamat pada pukul 17.30 WIB. Dengan mengucapkan Alhamdulillah Kita sampai di Tanah Air. Terima kasih telah mempercayakan  Al-umroh sebagai agen perjalanan anda. Semoga Ibadah Umroh kita Mabrur. Amin.



Sekian Informasi Yang Bisa Saya Sampaikan Semoga Bermanfaat Untuk Kita Semua.Amin

Minggu, 09 Desember 2018

Amalan-Amalan Sederhana Saat beribadah Haji/ Umroh



Amalan-Amalan Sederhana Saat Haji/ Umroh

berikut ini adalah amalan sederhana yang bisa dilakukan saat berhaji/umroh  di Tanah Suci:
Tebarkanlah senyum.
Ucapkan salam kepada orang lain.
Jabatlah tangan orang lain dan tanyakan bagaimana kabarnya.
Belilah segelas teh hangat untuk orang lain.
Tawarkan bantuan untuk membawakan belanjaan orang lain.
Duduklah dengan jamaah haji dari kelompok lain, dan berbincanglah tentang Islam di tempat mereka.

Amalan-Amalan Sederhana Saat Haji/ Umroh
Bawakan tas untuk orang lain.
Bantulah orang yang sakit untuk pergi ke tempat pengobatan.
Hindari pembicaraan yang sia-sia.
Ucapkan kalimat talbiyah dengan suara keras untuk mendukung orang di sekitar Anda.
Pada Hari Raya, berjalanlah ke sekitar tenda-tenda dengan terus mengucapkan kalimat talbiyah sebagai pengingat bagi yang lainnya.
Kumpulkan batu-batu kecil dan berikan pada mereka yang belum mendapatkannya untuk jumroh.
Tawarkan untuk membantu melemparkan jumroh bagi orang-orang yang tidak mampu melakukannya, atas nama mereka.



Amalan-Amalan Sederhana Saat Haji/ Umroh
Bimbinglah orang-orang untuk melakukan jumroh.
Tundukkan pandangan Anda pada lawan jenis.
Ingatkan orang lain tentang kehidupan para nabi dan sahabatnya.
Bacalah Alquran dengan tafsirnya.
Berzikirlah di pagi dan sore hari.
Berdoalah dengan bersujud di sajadah.
Berdirilah di pinggir gerbang, dan tawarkan air atau segelas teh untuk yang lewat.
Berikan perhatian lebih pada orang-orang pemalu yang ada di kelompok Anda dengan cara membantu mereka.
Ingatkan orang lain untuk selalu sabar dan tentang alasan mengapa mereka datang ke Mekkah.
Jelaskan isi khutbah yang mungkin Anda dengarkan kepada orang-orang di sekitar Anda.
Jelaskan tentang keikhlasan hati untuk hanya mengharapkan rida Allah atas segala yang dilakukan.

Amalan-Amalan Sederhana Saat Haji/ Umroh
Hubungilah keluarga dan handai taulan di Hari Raya.
Berdoalah untuk teman-teman yang terlupakan.
Jangan biarkan terjadi pertengkaran pada sesama muslim.
Bantu orang lain mendapatkan tempat untuk tidur.
Ketika Anda merasakan panas yang menyengat, ingatlah akan siksa api neraka.
Ucapkan “Laa illaaha illalah, wahdahu laa syariikalah, lahul mulku, walahul hamdu, wa huwa ‘alaa kulli shay’iin qadiir” sebanyak 100x.
Bacalah doa ketika memasuki tempat belanja.
Berikan sedekah kepada mereka yang kekurangan dan membutuhkan.
Hadirilah kajian-kajian keagamaan yang diberikan di Mina.
Tetaplah berada di sana hingga 13 Zulhijah.
Ingatkan orang-orang agar bisa menjadi insan yang lebih baik ketika kembali pulang ke Tanah Air.
Maafkanlah kesalahan orang-orang yang pernah berbuat salah kepada Anda.
Berbicaralah dengan 10 orang yang berbeda dari negara-negara yang juga berbeda.

Amalan-Amalan Sederhana Saat Haji/ Umroh
Berikan pujian kepada mereka yang berbuat kebaikan.
Berkunjunglah ke rumah sakit, dan bersyukurlah atas apa yang telah Allah berikan kepada Anda.
Ajaklah seorang anak muda untuk duduk bersama yang sudah tua, dan jadikanlah mereka pusat perhatian.
Berikanlah kuliah singkat tentang tafsir setelah Anda salat.
Ketika Hari Raya, tawarkan wewangian kepada orang yang ada di sekitar Anda (khusus laki-laki).
Tanyakan kondisi kesehatan wanita tua yang ada di kelompok Anda. Pastikan Anda selalu memerhatikannya.
Fokuslah untuk selalu membantu orang-orang yang ada di sekitar Anda.
Ajaklah orang lain ke tempat pemotongan kurban, dan bantu mereka untuk menukarkan kupon kurban yang mereka miliki.
Ingatlah setiap nikmat yang Allah berikan kepada Anda, dan ucapkanlah Alhamdulillah.
Berdoalah kepada Allah dengan menyebutkan ke 99 namanya (Asmaul Husna).
Penuhi kantong Anda dengan permen, dan berikan kepada anak-anak yang Anda temui.
Selalu berharap akan keridaan Allah atas segala apa yang Anda kerjakan di Tanah Suci.

Demikianlah informasi yang bisa saya sampaikan. Semoga Allah selalu melindungi dan meridai ibadah Anda selama di Tanah Suci, Aamiin.

Keutamaan melaksanakan ibadah haji maupun umroh di bulan ramadhan

Sudah tidak asing lagi tentunya dengan keutamaan melaksanakan umroh ramadhan. Bulan Ramadhan sendiri adalah bulan yang penuh dengan keberk...

promo 2x jumat